Social media adalah alat multiguna bagi berbagai macam individu multiprofesi, entah designer, developer, penulis, wiraswastawan, pedagang, b...
Social media adalah alat multiguna bagi berbagai macam individu multiprofesi, entah designer, developer, penulis, wiraswastawan, pedagang, bahkan pekerja lepas (freelance). Ujung-ujungnya, ya, social media bisa menjadi senjata hebat untuk pemasaran produk/jasa. Tapi apakah itu berarti anda harus menjejalkan bisnis, bisnis, dan bisnis ke dalam akun social media anda? Jika hanya konsep ini yang disadari, maka upaya membangun koneksi dan branding bisa hancur lantaran anda terlalu banyak mencekoki teman, follower, relasi di social media dengan berbagai promosi memuakkan.
atu kasus yang cukup memprihatinkan baru saja terjadi. Musibah hilangnya AirAsia QZ-8501 menjadi topik hangat. Tidak ketinggalan beberapa orang yang terkait tragedi tersebut menjadi sorotan. Ada satu pramugari, yang kemudian jenazahnya ditemukan, mendapatkan ratusan ungkapan kesedihan dan belasungkawa via komentar di post-post akun Instagram-nya. Eh herannya nih, ada atau satu dua akun yang komentarnya nyeleneh. Bukannya memberikan ungkapan simpati, akun-akun itu (dengan nama user mewakili produk atau toko online) justru berpromosi-ria di tengah-tengah ratusan komentar sedih berisi ungkapan belasungkawa atas kepergian pramugari cantik itu. Kurang lebih isinya begini: Produk A super murah bukan dropship, kunjungi akun B untuk melihat detilnya ya. Kontan saja, hampir semua akun mengutuk tindakan bodoh itu, dan melaporkannya sebagai spam. Saya pun spontan ikut misuh-misuh! F***! Bahkan ada yang doain dagangannya ga bakal laris tujuh turunan! 😆
berhenti promosi di sosial media, jadilah manusia!Bodo banget. Ya, gila aja gitu. Masa sih, apa-apa mesti ditempuh dengan cara spam? Apakah sebegitu putus asanya, sampai-sampai semua hal dilakukan dengan jalan pintas spam? SEO, nyepam. Social media, nyepam. Konten, nyepam. Apakah tidak ada, sedikit saja, etika yang dijunjung. Apa jangan-jangan emang begitu ya mental kita? Ga offline, ga online, mental yang dibawa sama saja. Yang penting dagangan laris, apapun caranya. Bukannya sok suci, tapi terenyuh aja ngeliat cara yang sangat konyol seperti itu. Sudah terbukti juga kan efeknya, bukannya bikin dagangan laris, tapi justru menuai kutukan dan merusak brand.
Cukup sudah curhatnya.
Hari ini, coba kita lihat sisi lain social media, yang sebenarnya justu menjadi sisi yang jujur, sebagaimana fungsi social media sesungguhnya, dan sejatinya menjadi tujuan dari hadirnya dunia social media. Mari kita tengok 5 poin itu.
Pastikan anda memiliki profil foto yang benar-benar mewakili diri anda, menulis isi deskripsi diri dengan lengkap, dan mencantumkan link ke website bisnis, website pribadi, atau ke akun social media lainnya. Jika anda ingin berdiri sebagai anonymous person di social media, anda tidak akan mendapatkan keuntungan apapun. Social media digunakan untuk berinteraksi secara terbuka dan merupakan gerbang untuk self-branding maupun business-branding.
Kualitas, ya kualitas. Pendekatan paling tepat dalam kancah social media adalah untuk membangun interaksi, koneksi, komunikasi, menambah jaringan pertemanan, dan mengais sumber daya sebanyak-banyaknya. Yang dimaksud sebagai teman di sini adalah teman yang sebenar-benarnya, bukan ditunjukkan dengan statistik angka, melainkan tingkat interaksi. Social media adalah tentang berbagi dan berinteraksi.
Anda berbagi sesuatu yang bermanfaat dan mendapatkan respon berupa diskusi, tweet, like, dan tentu saja penambahan jaringan baru. Social media adalah alat untuk menunjukkan jati diri dan kemahiran yang telah anda bangun dan mengabarkannya kepada orang-orang dalam bentuk upaya penyelesaian masalah yang mereka hadapi. Dari sini akan terbentuk kepercayaan, dan akhirnya kemauan untuk bekerjasama dengan anda, baik dalam hal yang profitable maupun tidak.
Jika anda ingin sukses di sosial media, maka anda harus menggunakan strategi menarik dan mendorong. Dorong diri anda untuk terlibat dalam pembicaraan mereka dan tarik mereka untuk terlibat dalam pembicaraan anda.
Berangkat dari itu, anda bisa menentukan tindakan apa yang harus dilakukan dan melakukan eksperimen untuk melihat tindakan apa saja yang memiliki efek cukup bagus, misalnya: berbagi gambar / meme / infografis, share tips-tips singkat, membuat quiz, polling, memberikan insentif pada pemenang quiz, dll. Anda juga bisa menggabungkan berbagai cara untuk menarik lebih banyak interaksi dan teman. Ekperimen kuncinya. Untuk ini, anda harus up to date juga dengan berbagai trend yang terjadi di social media.
atu kasus yang cukup memprihatinkan baru saja terjadi. Musibah hilangnya AirAsia QZ-8501 menjadi topik hangat. Tidak ketinggalan beberapa orang yang terkait tragedi tersebut menjadi sorotan. Ada satu pramugari, yang kemudian jenazahnya ditemukan, mendapatkan ratusan ungkapan kesedihan dan belasungkawa via komentar di post-post akun Instagram-nya. Eh herannya nih, ada atau satu dua akun yang komentarnya nyeleneh. Bukannya memberikan ungkapan simpati, akun-akun itu (dengan nama user mewakili produk atau toko online) justru berpromosi-ria di tengah-tengah ratusan komentar sedih berisi ungkapan belasungkawa atas kepergian pramugari cantik itu. Kurang lebih isinya begini: Produk A super murah bukan dropship, kunjungi akun B untuk melihat detilnya ya. Kontan saja, hampir semua akun mengutuk tindakan bodoh itu, dan melaporkannya sebagai spam. Saya pun spontan ikut misuh-misuh! F***! Bahkan ada yang doain dagangannya ga bakal laris tujuh turunan! 😆
berhenti promosi di sosial media, jadilah manusia!Bodo banget. Ya, gila aja gitu. Masa sih, apa-apa mesti ditempuh dengan cara spam? Apakah sebegitu putus asanya, sampai-sampai semua hal dilakukan dengan jalan pintas spam? SEO, nyepam. Social media, nyepam. Konten, nyepam. Apakah tidak ada, sedikit saja, etika yang dijunjung. Apa jangan-jangan emang begitu ya mental kita? Ga offline, ga online, mental yang dibawa sama saja. Yang penting dagangan laris, apapun caranya. Bukannya sok suci, tapi terenyuh aja ngeliat cara yang sangat konyol seperti itu. Sudah terbukti juga kan efeknya, bukannya bikin dagangan laris, tapi justru menuai kutukan dan merusak brand.
Cukup sudah curhatnya.
Hari ini, coba kita lihat sisi lain social media, yang sebenarnya justu menjadi sisi yang jujur, sebagaimana fungsi social media sesungguhnya, dan sejatinya menjadi tujuan dari hadirnya dunia social media. Mari kita tengok 5 poin itu.
1. Profil Akun
Dimana-mana, isi profil akun rata-rata miskin informasi, dan kadang isinya palsu. Mungkin bagi sebagian orang ini tidak begitu penting. Tapi bagi saya, melihat detil profil orang adalah hal penting, bahkan nomer satu. Saya ingin melihat lebih jauh, dan jika ada hal yang berkaitan dengan kepentingan saya, bisnis misalnya, maka cara untuk melihat intro-nya adalah melalui halaman bio/about. Di situ saya ingin melihat deskripsi, pengalaman, link-link terkait, baik ke website maupun akun social media lain, serta kontak yang disediakan untuk publik.Pastikan anda memiliki profil foto yang benar-benar mewakili diri anda, menulis isi deskripsi diri dengan lengkap, dan mencantumkan link ke website bisnis, website pribadi, atau ke akun social media lainnya. Jika anda ingin berdiri sebagai anonymous person di social media, anda tidak akan mendapatkan keuntungan apapun. Social media digunakan untuk berinteraksi secara terbuka dan merupakan gerbang untuk self-branding maupun business-branding.
2. Tujuan Jangka Panjang
Pengikut (follower), fans, teman, subscriber, dan segala sesuatu yang ditolok ukur dengan angka-kah tujuannya? Jika ini menjadi ujung dari tujuan anda ber-social media, maka anda hanya akan mengejar angka-angka saja. Kuantitas. Dan pada akhirnya anda akan bergantung pada cara-cara yang mengharuskan anda mengeluarkan sejumlah uang (iklan di social media) dan bahkan cara-cara yang bersifat spammy, jika tidak ada budget yang memadai.Kualitas, ya kualitas. Pendekatan paling tepat dalam kancah social media adalah untuk membangun interaksi, koneksi, komunikasi, menambah jaringan pertemanan, dan mengais sumber daya sebanyak-banyaknya. Yang dimaksud sebagai teman di sini adalah teman yang sebenar-benarnya, bukan ditunjukkan dengan statistik angka, melainkan tingkat interaksi. Social media adalah tentang berbagi dan berinteraksi.
Anda berbagi sesuatu yang bermanfaat dan mendapatkan respon berupa diskusi, tweet, like, dan tentu saja penambahan jaringan baru. Social media adalah alat untuk menunjukkan jati diri dan kemahiran yang telah anda bangun dan mengabarkannya kepada orang-orang dalam bentuk upaya penyelesaian masalah yang mereka hadapi. Dari sini akan terbentuk kepercayaan, dan akhirnya kemauan untuk bekerjasama dengan anda, baik dalam hal yang profitable maupun tidak.
3. Mengkaitkan Semua Akun
Membangun jati diri utuh di dunia online bisa anda lakukan lewat social media, yaitu dengan mengkaitkan semua akun social media yang anda miliki, baik di dalam masing-masing akun maupun melalui website, forum, dan lain sebagainya. Karena masing-masing social media memiliki format dan bentuk layanan yang berbeda, maka anda harus menunjukkan bahwa anda juga aktif di social media lain dalam bentuk yang berbeda pula. Perlihatkan bagaimana anda membuat status, tweet, share foto di Instagram, dan lain sebagainya. Mengkaitkan akun-akun itu satu sama lain akan meningkatkan visibilitas anda di dunia online serta menambah jumlah teman di masing-masing akun; dan pastinya tingkat interaksi juga akan meningkat.4. Perencanaan dan Eksperimen
Berbekal eksistensi anda di dunia online, rencanakan strategi. Dengan mengembangkan strategi, anda akan mampu melakukan pemasaran yang tertata dan memberikan hasil nyata. Apa strategi di benak anda? Saya rasa share link membabibuta, nyepam sana-sini, malas berinteraksi, dll sudah terbukti tidak memberikan hasil signifikan, bukan? So, think of another way, anda harus memikirkan strategi lain. Kembali ke esensi social media adalah pilihan tepat saya rasa. Ya, strategi berbagi, berinteraksi, menyelesaikan masalah, adalah hal yang memiliki efek jangka panjang. Konsep strategi ini saya rasa masih sangat relevan:Jika anda ingin sukses di sosial media, maka anda harus menggunakan strategi menarik dan mendorong. Dorong diri anda untuk terlibat dalam pembicaraan mereka dan tarik mereka untuk terlibat dalam pembicaraan anda.
Berangkat dari itu, anda bisa menentukan tindakan apa yang harus dilakukan dan melakukan eksperimen untuk melihat tindakan apa saja yang memiliki efek cukup bagus, misalnya: berbagi gambar / meme / infografis, share tips-tips singkat, membuat quiz, polling, memberikan insentif pada pemenang quiz, dll. Anda juga bisa menggabungkan berbagai cara untuk menarik lebih banyak interaksi dan teman. Ekperimen kuncinya. Untuk ini, anda harus up to date juga dengan berbagai trend yang terjadi di social media.
COMMENTS