Rupanya industri game itu tidak hanya digawangi oleh kaum pria saja lho gamers, perempuan juga. Tidak sedikit pula perempuan yang berhasil b...
Rupanya industri game itu tidak hanya digawangi oleh kaum pria saja lho gamers, perempuan juga. Tidak sedikit pula perempuan yang berhasil berkiprah di industri game global, dan juga Indonesia.
Menyambut Hari Kartini pada 21 April ini, yuk kita berkenalan dengan para Kartini di industri game. Salah satunya adalah Shieny Aprilia. Ia adalah salah satu sosok di balik berdirinya salah satu game developer terbesar di Indonesia, Agate Studio. Dengan latar belakangnya sebagai lulusan Teknik Informatika ITB, saat ini ia menjabat sebagai Chief Operating Officer Agate Studio. Ia pun telah berperan pada lahirnya beberapa game seperti Up In Flames, Shopping Paradise, dan Dunia Orbit.
Tidak perlu berlamma-lama lagi, berikut ini adalah obrolan santai bersama Shieny Aprilia!
Halo Shieny, kalau tidak salah, Agate dimulai saat masih kuliah dulu ya. Nah, bangun startup sambil kuliah saja sudah pilihan unik, apalagi pilih game yang masih sangat baru industrinya di Indonesia. Apa alasannya sampai memulai Agate?
Betul sekali itu, latar belakang kami memulai Agate itu karena kami semua sangat cinta akan video games, kami pun punya mimpi untuk membuat game kami sendiri, dan kami juga punya mimpi untuk membuat dunia menjadi lebih bahagia dengan games. Kami sangat serius dengan niat kami ini, sehingga kami langsung komitmen membangun perusahaan profesional yang bergerak di bidang game development, yaitu Agate. :)
Sebenarnya kan ada banyak pilihan kerja seorang lulusan informatika, tapi kenapa sih pilih dunia game?
Selain karena kami sangat cinta game, kami lihat industri game juga akan berkembang dengan semakin pesat ke depannya, dengan kata lain potensi bisnisnya pun sangat besar.
Dari keluarga dan orang-orang terdekat, adakah yang bingung, penasaran, atau mungkin protes dengan pilihan Shieny ini?
Di awal, banyak yang bingung dan protes. Tapi semakin ke sini, karena kami di Agate bisa membuktikan bahwa kami bisa bermatapencaharian dengan games, orang-orang terdekat pun jadi percaya dan semakin men-support. :)
Game bisa dibilang industri yang didominasi pria. Tapi pada dasarnya juga butuh womans touch. Mungkin Shieny bisa bantu sebutkan hal apa yang biasa menjadi womans touch di dunia game?
Womans touch ini bisa ada di manapun di dunia game. Dari mulai sebagai leader atau producer – rata-rata wanita bisa memimpin dengan cara yang berbeda dari pria, yaitu lebih menggunakan hati dan pendekatan personal – sampai storywriting yang mungkin berbeda pendekatannya dari pria. Dari genre favorit wanita juga biasanya berbeda dari pria, misalnya time management seperti Diner Dash atau hidden object seperti Mystery Case Files, sehingga wanita relatif lebih bisa berkontribusi di genre-genre ini, karena genre-genre tersebut merupakan genre yang mereka sukai.
Betul juga ya, untuk wanita dari wanita. Terus, ada pengalaman seru yang bisa di-share selama menjadi seorang game developer di Agate?
Wahhhh banyak sekali pastinya! :D Mungkin yang baru-baru ini saja ya. Beberapa bulan lalu, kami merilis game iPhone pertama kami, Up In Flames. Development dari game ini sangat seru karena kami sempat merombak total 3x gameplay, story, dan artwork dengan tujuan game-nya bisa lebih bagus. Walaupun begitu, kami sangat menikmatinya dan sangat bangga ketika game-nya rilis dan disukai. :)
Terakhir Mbak Shieny, apa harapannya pada peran dan tren hadirnya perempuan di industri game, terutama di Indonesia ke depannya?
Semoga semakin banyak perempuan yang berjuang bersama di industri game. Karena saya percaya dengan semakin banyaknya keterlibatan perempuan, industri game akan jadi semakin baik.
Siap Mbak Shieny, saya pun mendukung semakin banyaknya keterlibatan perempuan di industri game. Karena game adalah untuk semua, baik di sisi gamer maupun developer. Bagaimana dengan kamu?
Menyambut Hari Kartini pada 21 April ini, yuk kita berkenalan dengan para Kartini di industri game. Salah satunya adalah Shieny Aprilia. Ia adalah salah satu sosok di balik berdirinya salah satu game developer terbesar di Indonesia, Agate Studio. Dengan latar belakangnya sebagai lulusan Teknik Informatika ITB, saat ini ia menjabat sebagai Chief Operating Officer Agate Studio. Ia pun telah berperan pada lahirnya beberapa game seperti Up In Flames, Shopping Paradise, dan Dunia Orbit.
Tidak perlu berlamma-lama lagi, berikut ini adalah obrolan santai bersama Shieny Aprilia!
Halo Shieny, kalau tidak salah, Agate dimulai saat masih kuliah dulu ya. Nah, bangun startup sambil kuliah saja sudah pilihan unik, apalagi pilih game yang masih sangat baru industrinya di Indonesia. Apa alasannya sampai memulai Agate?
Betul sekali itu, latar belakang kami memulai Agate itu karena kami semua sangat cinta akan video games, kami pun punya mimpi untuk membuat game kami sendiri, dan kami juga punya mimpi untuk membuat dunia menjadi lebih bahagia dengan games. Kami sangat serius dengan niat kami ini, sehingga kami langsung komitmen membangun perusahaan profesional yang bergerak di bidang game development, yaitu Agate. :)
Sebenarnya kan ada banyak pilihan kerja seorang lulusan informatika, tapi kenapa sih pilih dunia game?
Selain karena kami sangat cinta game, kami lihat industri game juga akan berkembang dengan semakin pesat ke depannya, dengan kata lain potensi bisnisnya pun sangat besar.
Dari keluarga dan orang-orang terdekat, adakah yang bingung, penasaran, atau mungkin protes dengan pilihan Shieny ini?
Di awal, banyak yang bingung dan protes. Tapi semakin ke sini, karena kami di Agate bisa membuktikan bahwa kami bisa bermatapencaharian dengan games, orang-orang terdekat pun jadi percaya dan semakin men-support. :)
Game bisa dibilang industri yang didominasi pria. Tapi pada dasarnya juga butuh womans touch. Mungkin Shieny bisa bantu sebutkan hal apa yang biasa menjadi womans touch di dunia game?
Womans touch ini bisa ada di manapun di dunia game. Dari mulai sebagai leader atau producer – rata-rata wanita bisa memimpin dengan cara yang berbeda dari pria, yaitu lebih menggunakan hati dan pendekatan personal – sampai storywriting yang mungkin berbeda pendekatannya dari pria. Dari genre favorit wanita juga biasanya berbeda dari pria, misalnya time management seperti Diner Dash atau hidden object seperti Mystery Case Files, sehingga wanita relatif lebih bisa berkontribusi di genre-genre ini, karena genre-genre tersebut merupakan genre yang mereka sukai.
Betul juga ya, untuk wanita dari wanita. Terus, ada pengalaman seru yang bisa di-share selama menjadi seorang game developer di Agate?
Wahhhh banyak sekali pastinya! :D Mungkin yang baru-baru ini saja ya. Beberapa bulan lalu, kami merilis game iPhone pertama kami, Up In Flames. Development dari game ini sangat seru karena kami sempat merombak total 3x gameplay, story, dan artwork dengan tujuan game-nya bisa lebih bagus. Walaupun begitu, kami sangat menikmatinya dan sangat bangga ketika game-nya rilis dan disukai. :)
Terakhir Mbak Shieny, apa harapannya pada peran dan tren hadirnya perempuan di industri game, terutama di Indonesia ke depannya?
Semoga semakin banyak perempuan yang berjuang bersama di industri game. Karena saya percaya dengan semakin banyaknya keterlibatan perempuan, industri game akan jadi semakin baik.
Siap Mbak Shieny, saya pun mendukung semakin banyaknya keterlibatan perempuan di industri game. Karena game adalah untuk semua, baik di sisi gamer maupun developer. Bagaimana dengan kamu?
COMMENTS