Pernahkah situs anda ditendang atau ditembak Google? Alias mengalami penurunan ranking signifikan? Traffic menurun drastis? Lalu situs sepi ...
Pernahkah situs anda ditendang atau ditembak Google? Alias mengalami penurunan ranking signifikan? Traffic menurun drastis? Lalu situs sepi dan kandas?
Sekarang bukanlah menjadi misteri lagi bahwa dunia web, khususnya SEO, mengalami shock besar-besaran setelah Panda dan Penguin menghajar banyak situs hingga kehilangan traffic dan mengalami penurunan income yang cukup membuat kepala mau hancur. Pertanyaan yang muncul kemudian seperti judul posting ini, yang sering saya terima melalui komentar di beberapa blog saya: Mengapa ranking blog saya turun? Mengapa halaman website saya ada di urutan ke 1000? Mengapa halaman-halaman web saya deindexed dari Google? Mengapa situs saya hilang dari indeks pencarian Google?
Jika anda belum membaca awal dari permasalahan ini, silahkan baca artikel-artikel saya sebelumnya.
Jadi jika anda heran mengapa web atau blog anda termasuk salah satu situs yang mengalami nasib yang sama, ada beberapa faktor yang mungkin bisa menjadi jawabannya:
Ingat dengan taktik-taktik mengenai penggunaan link-link di bagian footer? Membanjiri meta tags (meta keyword, meta description, meta author, dll) dengan keyword yang berjubel? Membuat title tags yang penuh dengan keyword yang sama? Dan lain-lain.
Para ahli SEO pernah memberikan saran seperti di atas sebagai taktik untuk memanipulasi ranking Google. Dulu Tapi sekarang, seiring berjalannya waktu, search engine telah mengendus dan mentarget website-website spammer. Jika anda membaca saran-saran tersebut pada medio 2004, 2005, 2006, mungkin anda akan menemukan cara itu tidak berguna apa-apa lagi sekarang. Jika anda membaca saran-saran seperti itu pada saat ini, maka yakinlah anda tersesat dan disesatkan oleh tips dan strategi masa lalu yang tidak pernah direvisi atau diuji lagi.
Berikut kira-kira karakteristik website yang over-optimized dengan memainkan keyword dan link:
Misalnya, ketika Googling, anda menemukan sebuah website jasa SEO yang memiliki title begini:
Perusahaan SEO | Jasa Search Engine Optimization | Jasa SEO Website Murah | Jasa Meningkatkan SEO | dst.
Apa yang terlintas di benak anda? Sebelum membahas mengenai pembanjiran keyword, saya sangat yakin siapapun yang melihatnya akan berpikir bahwa judul tersebut terlalu berlebihan dan tampak kurang profesional, bahkan sama sekali tidak profesional di bidangnya. Sebagai sebuah contoh praktek SEO, website tersebut telah gagal menunjukkan profesionalitas jasa SEO yang ditawarkannya, yaitu dengan menggunakan terlalu banyak keyword pada judul, membingungkan user, dan menunjukkan bahwa cara dan strategi SEO yang dia gunakan sama sekali tidak profesional (spamming).
Begitu banyak keyword yang dituangkan pada judul, sehingga dengan berbagai update Google belakangan ini, situs-situs semacam ini tidak akan bertahan lama di peringkat atas.
Sebuah contoh yang jelas, bagus, tidak membingungkan user, dan tidak spammy misalnya adalah:
Perusahaan Jasa SEO Profesional Indonesia
Kuncinya menurut saya begini, jika title tampak tidak manusiawi di mata manusia, maka judul tersebut tidak dapat diterima dengan baik pula oleh search engine.
Saya acapkali melihat website dengan link-link sidebar memiliki berbagai macam anchor text tapi menuju halaman yang sama, dengan harapan berbagai macam anchor text tersebut akan mengoptimalkan target keyword untuk satu atau beberapa halaman. Contoh lainnya adalah posting blog yang memiliki begitu banyak internal link menuju ke banyak posting blog. Jumlahnya berlebihan dan tidak membantu pembaca sama sekali. Bentuk lainnya lagi adalah penggunaan tag yang begitu banyak, bahkan hingga tag-tag yang digunakan jumlahnya melebihi panjang paragraf-paragraf di dalam posting. Internal linking itu baik untuk SEO, tapi pastikan link yang ditanam memiliki relevansi kuat.
Begitu banyak website mempraktekkan penggunaan footer links yang tak terhitung lagi jumlahnya. Tampak semrawut dan seperti mau meledak saja link-link tersebut. Bukan berarti penggunaan link di bagian footer tidak diperbolehkan. Footer link sebenarnya wajar jika digunakan sebagai bagian navigasi kecil atau untuk atribusi. Tapi ketika jumlahnya keterlaluan, tampak tidak natural (biasanya digunakan untuk berjualan link), ini yang berbahaya.
Reciprocal linking, atau bertukar link adalah hal wajar selama jumlahnya tidak berlebihan, se-niche, dan ditujukan saling memberikan kontribusi atas konten yang sama-sama pentingnya. Tapi kebanyakan reciprocal linking sekarang begitu berlebihan, tidak jarang banyak blogger atau website bertindak memaksa dalam meminta pertukaran link. Saya sering tidak memberikan respon pada webmaster dan blogger yang meminta taut balik dengan cara seperti ini. Jika anda membuat konten bagus, original, dan web anda tidak spammy, maka saya dengan sukarela akan memberikan tautan karena sudah pasti saya menyukai dan menganggapnya penting; bahkan tidak perlu dengan reciprocal link.
Begitu banyak saya melihat strategi ini dipergunakan oleh web atau blog. Jadi prakteknya begini, misalnya anda berjualan atau mentargetkan kemenangan keyword pada produk obat herbal X untuk awet muda. Kemudian anda membuat beberapa halaman posting atau web dengan keyword pada judul dan konten yang serupa atau identik, misalnya: jamu herbal awet muda, obat awet muda herbal murah, obat herbal awet muda murah, dan seterusnya. Cara ini tidak akan efektif dan justru bersifat spammy. Dan parahnya, anda kemudian saling melakukan internal linking pada halaman-halaman tersebut dengan anchor text serupa pula. Lengkap sudah nyepam-nya.
Seperti yang telah tampak, begitu banyak keyword identik dan tampak sekali bahwa si pemilik web tersebut ingin mencoba memenangkan keyword melalui beberapa halaman berbeda tapi sebenarnya sama. Ini adalah taktik untung-untungan, siapa tahu ada halaman saya yang bisa menang di pencarian?, kata si pemilik website. Ah-haaaaa, kata saya. :roll:
Penguin menjadi faktor utama kasus ini. Datanglah masa dimana Penguin berkuasa. Jreeenng. Penguin menjadi fokus utama para webmaster dan SEO saat ini. Terutama, tentunya, berfokus pada penggunaan anchor text yang sama atau sejenis untuk men-target keyword yang ingin dimenangkan. Kemudian berkembang prediksi atau formulasi (kalau tidak bisa disebut sebagai spekulasi) mengenai berapa banyak anchor text yang sama dan batasannya agar Google tidak menganggapnya sebagai SEO yang berlebihan, atau singkatnya sebagai spam, dimana Penguin diturunkan untuk melibasnya. Namun sebenarnya tidak ada yang tahu pasti mengenai ini.
Yang pasti, jika anda dulu telah menggunakan strategi link building dengan anchor text yang sama atau identik, dan jumlahnya sangat banyak, dapat dipastikan ini menjadi faktor menurunnya peringkat web/blog anda di Google.
Untuk lebih mengamankan link-link yang sudah terlanjur dibuat demikian, sejak sekarang lakukan link building dengan berbagai macam variasi anchor text, dari yang pendek hingga terpanjang, pastikan semuanya tidak identik. Jika anda melakukan link building secara natural, atau link anda benar-benar natural (link dibuat oleh orang lain yang memberikan linkback ke website anda, dan ndilalah-nya semua memiliki anchor text sama), maka sangat tidak mungkin untuk mengontrolnya. Imbangi dengan upaya link building yang dapat dikontrol, yaitu dengan membuat link dengan anchor text bervariasi.
Apakah iklan di website anda mendahului isi konten hingga pengunjung harus melakukan satu langkah scroll untuk melihatnya? (Google menyebutnya ads above the fold, iklan berada dalam satu bagian lipatan pada bagian halaman atas, tepatnya antara bagian atas hingga dasar browser hingga user harus scroll ke bawah untuk menemukan konten).
Sebelum penguin digulirkan, Google telah memberikan warning atas kasus konten seperti ini, tepatnya pada update Panda versi kesekian kalinya. Menurut Google ini mempengaruhi kualitas halaman dan konten, karena user atau pengunjung tidak melihat konten pada pandangan pertama. Alih-alih, dia dipaksa untuk melihat iklan terlebih dahulu yang tentu bukan bagian utama dari halaman website tersebut. Menurut Google,
Daripada harus melihat beberapa iklan terlebih dahulu tepat di depan mata, pengunjung lebih suka langsung melihat konten yang diinginkan. Jadi situs yang tidak begitu banyak memiliki konten iklan di atas lipatan akan banyak mendapat pengaruh dari update kali ini (mendapat peningkatan ranking - penulis). Jika anda masuk ke sebuah halaman website dan yang anda lihat pertama kali bukanlah konten yang diinginkan, atau seolah website memang ditujukan sebagai media untuk iklan saja, maka ini tidak bagus untuk user experience. Situs demikian sangat mungkin untuk tidak mendapatkan peningkatan ranking.
Tentu masih ada banyak faktor lain berpengaruh, dan merupakan kombinasi dari berbagai macam faktor. Sayangnya, ada beberapa situs yang sebenarnya mendapatkan penurunan ranking, deindeks, atau penalti karena faktor ketidaksengajaan, terutama karena ketidaktahuan webmaster atau pemilik website atas praktek-praktek SEO yang dilakukannya, atau karena jasa SEO yang mereka sewa menggunakan praktek black hat SEO sedangkan mereka tidak mengetahuinya. Tentunya, faktor seperti ini tidak dapat menjadi sebuah permakluman, karena beginilah ciri dan resiko dari online marketing.
Sekarang bukanlah menjadi misteri lagi bahwa dunia web, khususnya SEO, mengalami shock besar-besaran setelah Panda dan Penguin menghajar banyak situs hingga kehilangan traffic dan mengalami penurunan income yang cukup membuat kepala mau hancur. Pertanyaan yang muncul kemudian seperti judul posting ini, yang sering saya terima melalui komentar di beberapa blog saya: Mengapa ranking blog saya turun? Mengapa halaman website saya ada di urutan ke 1000? Mengapa halaman-halaman web saya deindexed dari Google? Mengapa situs saya hilang dari indeks pencarian Google?
Jika anda belum membaca awal dari permasalahan ini, silahkan baca artikel-artikel saya sebelumnya.
Jadi jika anda heran mengapa web atau blog anda termasuk salah satu situs yang mengalami nasib yang sama, ada beberapa faktor yang mungkin bisa menjadi jawabannya:
Terlalu Banyak Makan SEO (over-optimized)
Ingat dengan taktik-taktik mengenai penggunaan link-link di bagian footer? Membanjiri meta tags (meta keyword, meta description, meta author, dll) dengan keyword yang berjubel? Membuat title tags yang penuh dengan keyword yang sama? Dan lain-lain.
Para ahli SEO pernah memberikan saran seperti di atas sebagai taktik untuk memanipulasi ranking Google. Dulu Tapi sekarang, seiring berjalannya waktu, search engine telah mengendus dan mentarget website-website spammer. Jika anda membaca saran-saran tersebut pada medio 2004, 2005, 2006, mungkin anda akan menemukan cara itu tidak berguna apa-apa lagi sekarang. Jika anda membaca saran-saran seperti itu pada saat ini, maka yakinlah anda tersesat dan disesatkan oleh tips dan strategi masa lalu yang tidak pernah direvisi atau diuji lagi.
Berikut kira-kira karakteristik website yang over-optimized dengan memainkan keyword dan link:
- Judul atau title tags yang dibanjiri dengan keyword
Misalnya, ketika Googling, anda menemukan sebuah website jasa SEO yang memiliki title begini:
Perusahaan SEO | Jasa Search Engine Optimization | Jasa SEO Website Murah | Jasa Meningkatkan SEO | dst.
Apa yang terlintas di benak anda? Sebelum membahas mengenai pembanjiran keyword, saya sangat yakin siapapun yang melihatnya akan berpikir bahwa judul tersebut terlalu berlebihan dan tampak kurang profesional, bahkan sama sekali tidak profesional di bidangnya. Sebagai sebuah contoh praktek SEO, website tersebut telah gagal menunjukkan profesionalitas jasa SEO yang ditawarkannya, yaitu dengan menggunakan terlalu banyak keyword pada judul, membingungkan user, dan menunjukkan bahwa cara dan strategi SEO yang dia gunakan sama sekali tidak profesional (spamming).
Begitu banyak keyword yang dituangkan pada judul, sehingga dengan berbagai update Google belakangan ini, situs-situs semacam ini tidak akan bertahan lama di peringkat atas.
Sebuah contoh yang jelas, bagus, tidak membingungkan user, dan tidak spammy misalnya adalah:
Perusahaan Jasa SEO Profesional Indonesia
Kuncinya menurut saya begini, jika title tampak tidak manusiawi di mata manusia, maka judul tersebut tidak dapat diterima dengan baik pula oleh search engine.
- Meta description yang spammy alias terlalu banyak keyword hingga tidak membentuk kalimat yang baik, wajar, dan deskriptif.
- Internal linking yang berlebihan.
Saya acapkali melihat website dengan link-link sidebar memiliki berbagai macam anchor text tapi menuju halaman yang sama, dengan harapan berbagai macam anchor text tersebut akan mengoptimalkan target keyword untuk satu atau beberapa halaman. Contoh lainnya adalah posting blog yang memiliki begitu banyak internal link menuju ke banyak posting blog. Jumlahnya berlebihan dan tidak membantu pembaca sama sekali. Bentuk lainnya lagi adalah penggunaan tag yang begitu banyak, bahkan hingga tag-tag yang digunakan jumlahnya melebihi panjang paragraf-paragraf di dalam posting. Internal linking itu baik untuk SEO, tapi pastikan link yang ditanam memiliki relevansi kuat.
- Footer links, link-link pada bagian footer
Begitu banyak website mempraktekkan penggunaan footer links yang tak terhitung lagi jumlahnya. Tampak semrawut dan seperti mau meledak saja link-link tersebut. Bukan berarti penggunaan link di bagian footer tidak diperbolehkan. Footer link sebenarnya wajar jika digunakan sebagai bagian navigasi kecil atau untuk atribusi. Tapi ketika jumlahnya keterlaluan, tampak tidak natural (biasanya digunakan untuk berjualan link), ini yang berbahaya.
- Reciprocal linking
Reciprocal linking, atau bertukar link adalah hal wajar selama jumlahnya tidak berlebihan, se-niche, dan ditujukan saling memberikan kontribusi atas konten yang sama-sama pentingnya. Tapi kebanyakan reciprocal linking sekarang begitu berlebihan, tidak jarang banyak blogger atau website bertindak memaksa dalam meminta pertukaran link. Saya sering tidak memberikan respon pada webmaster dan blogger yang meminta taut balik dengan cara seperti ini. Jika anda membuat konten bagus, original, dan web anda tidak spammy, maka saya dengan sukarela akan memberikan tautan karena sudah pasti saya menyukai dan menganggapnya penting; bahkan tidak perlu dengan reciprocal link.
- Keyword yang sama atau identik pada halaman berbeda dengan tujuan memenangkan target keyword dan niche
Begitu banyak saya melihat strategi ini dipergunakan oleh web atau blog. Jadi prakteknya begini, misalnya anda berjualan atau mentargetkan kemenangan keyword pada produk obat herbal X untuk awet muda. Kemudian anda membuat beberapa halaman posting atau web dengan keyword pada judul dan konten yang serupa atau identik, misalnya: jamu herbal awet muda, obat awet muda herbal murah, obat herbal awet muda murah, dan seterusnya. Cara ini tidak akan efektif dan justru bersifat spammy. Dan parahnya, anda kemudian saling melakukan internal linking pada halaman-halaman tersebut dengan anchor text serupa pula. Lengkap sudah nyepam-nya.
Seperti yang telah tampak, begitu banyak keyword identik dan tampak sekali bahwa si pemilik web tersebut ingin mencoba memenangkan keyword melalui beberapa halaman berbeda tapi sebenarnya sama. Ini adalah taktik untung-untungan, siapa tahu ada halaman saya yang bisa menang di pencarian?, kata si pemilik website. Ah-haaaaa, kata saya. :roll:
Penggunaan Anchor Text
Penguin menjadi faktor utama kasus ini. Datanglah masa dimana Penguin berkuasa. Jreeenng. Penguin menjadi fokus utama para webmaster dan SEO saat ini. Terutama, tentunya, berfokus pada penggunaan anchor text yang sama atau sejenis untuk men-target keyword yang ingin dimenangkan. Kemudian berkembang prediksi atau formulasi (kalau tidak bisa disebut sebagai spekulasi) mengenai berapa banyak anchor text yang sama dan batasannya agar Google tidak menganggapnya sebagai SEO yang berlebihan, atau singkatnya sebagai spam, dimana Penguin diturunkan untuk melibasnya. Namun sebenarnya tidak ada yang tahu pasti mengenai ini.
Yang pasti, jika anda dulu telah menggunakan strategi link building dengan anchor text yang sama atau identik, dan jumlahnya sangat banyak, dapat dipastikan ini menjadi faktor menurunnya peringkat web/blog anda di Google.
Untuk lebih mengamankan link-link yang sudah terlanjur dibuat demikian, sejak sekarang lakukan link building dengan berbagai macam variasi anchor text, dari yang pendek hingga terpanjang, pastikan semuanya tidak identik. Jika anda melakukan link building secara natural, atau link anda benar-benar natural (link dibuat oleh orang lain yang memberikan linkback ke website anda, dan ndilalah-nya semua memiliki anchor text sama), maka sangat tidak mungkin untuk mengontrolnya. Imbangi dengan upaya link building yang dapat dikontrol, yaitu dengan membuat link dengan anchor text bervariasi.
Terlalu Banyak Iklan
Apakah iklan di website anda mendahului isi konten hingga pengunjung harus melakukan satu langkah scroll untuk melihatnya? (Google menyebutnya ads above the fold, iklan berada dalam satu bagian lipatan pada bagian halaman atas, tepatnya antara bagian atas hingga dasar browser hingga user harus scroll ke bawah untuk menemukan konten).
Sebelum penguin digulirkan, Google telah memberikan warning atas kasus konten seperti ini, tepatnya pada update Panda versi kesekian kalinya. Menurut Google ini mempengaruhi kualitas halaman dan konten, karena user atau pengunjung tidak melihat konten pada pandangan pertama. Alih-alih, dia dipaksa untuk melihat iklan terlebih dahulu yang tentu bukan bagian utama dari halaman website tersebut. Menurut Google,
Daripada harus melihat beberapa iklan terlebih dahulu tepat di depan mata, pengunjung lebih suka langsung melihat konten yang diinginkan. Jadi situs yang tidak begitu banyak memiliki konten iklan di atas lipatan akan banyak mendapat pengaruh dari update kali ini (mendapat peningkatan ranking - penulis). Jika anda masuk ke sebuah halaman website dan yang anda lihat pertama kali bukanlah konten yang diinginkan, atau seolah website memang ditujukan sebagai media untuk iklan saja, maka ini tidak bagus untuk user experience. Situs demikian sangat mungkin untuk tidak mendapatkan peningkatan ranking.
Penutup
Tentu masih ada banyak faktor lain berpengaruh, dan merupakan kombinasi dari berbagai macam faktor. Sayangnya, ada beberapa situs yang sebenarnya mendapatkan penurunan ranking, deindeks, atau penalti karena faktor ketidaksengajaan, terutama karena ketidaktahuan webmaster atau pemilik website atas praktek-praktek SEO yang dilakukannya, atau karena jasa SEO yang mereka sewa menggunakan praktek black hat SEO sedangkan mereka tidak mengetahuinya. Tentunya, faktor seperti ini tidak dapat menjadi sebuah permakluman, karena beginilah ciri dan resiko dari online marketing.
COMMENTS