Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi salah satu kisah Inspirasi. Kisah ini dialami dan disaksikan langsung oleh salah seorang pemuda....
Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi salah satu kisah Inspirasi. Kisah ini dialami dan disaksikan langsung oleh salah seorang pemuda. Dalam kejadian ini kita anggaplah nama pemuda itu Andy. Andy begitu beruntung dapat menyaksikan keindahan berbagi pada era saat sekarang ini. Kisah ini berjudul Tukang Soto dan Uang Rp. 7.000.

"Sore itu sehabis pulang kantor, Andy mampir di sebuah kedai Soto Ayam Madura di Jl.Raya Halim, Cililitan-Jakarta Timur. dia memesan semangkok soto ayam dan duduk membaca koran menunggu macet yg belum juga terurai, maklum nasib karyawan yang pulang kerja selalu terjebak macet. Saya suka sekali makan soto apalagi di musim hujan begini hehehe...," ujarnya.
"Seorang ibu setengah tua dengan 2 anaknya yang masih Balita dengan penampilan sederhana tiba-tiba masuk ke kedai," tulisnya yang kemudian menyertakan percakapan mereka.
"Pak, berapa harga semangkok soto ?," tanya si ibu tersebut.
"10.000, Bu," jawab penjual soto sambil tersenyum.
"Kedua anak saya sungguh ingin makan soto, tapi uang saya hanya ada 7000 rupiah, maaf pak apa bisa dibuat 2 porsi walau hanya kuah dan sedikit sohun, gak jadi masalah," tanya si ibu sedikit ragu-ragu.
"Oh, mari bu silakan duduk," kata bapak penjual soto.
"Lalu nggak sampai 5 menit, tiga mangkok soto berukuran besar sudah dihidangkan di depan," lanjutnya lagi meneruskan ceritanya.
Ia kemudian melanjutkan percakapan penjual soto dan pembelinya tersebut.
"Tapi uang saya hanya 7000... Pak ?," Tanya ibu sekali lagi dengan sedikit ragu,..sang ibu masih punya harga diri untuk tidak meminta penuh.
"Oh..nggak apa apa bu, ibu bertiga makan saja dan simpan uang ibu," Ibu itu tersenyum dan kemudian membungkukkan tubuhnya.
"Andy tersenyum kagum, melihat kebaikan penjual soto.. dia pun kembali meneruskan makannya...sekitar 15 menit, si ibu dan kedua anaknya pun beranjak pergi sambil mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada si bapak penjual soto," kata dia.
"Kemudian seorang pemuda sepertinya keturunan Tionghoa yang dari tadi duduk cuek dipojokan yg sambil main smartphonenya tiba-tiba membayar kepada si penjual soto dengan uang Rp 100.000 dan kemudian pergi begitu saja," ujarnya lagi.
"Mas, ini kembaliannya," ujar si penjual soto.
"Saya makan 1 mangkok dan 1 bungkus kerupuk sama teh manis ya, nah sisanya untuk bayar soto si ibu dan 2 anaknya tadi ya bang", kata pemuda itu sambil menghidupkan sepeda motor maticnya dan kemudian beranjak pergi sambil menerobos hujan,"
Andy pun merasa terpesona dengan pemandangannya yang dilihat saat itu. "Saya benar-benar terpesona, dengan kebaikan-kebaikan yang dihadirkan Tuhan di depan mata saya...
Si ibu miskin yang jujur serta tidak meminta-minta, si bapak penjual soto yang baik hati serta pemuda yang pemurah.

"Sore itu sehabis pulang kantor, Andy mampir di sebuah kedai Soto Ayam Madura di Jl.Raya Halim, Cililitan-Jakarta Timur. dia memesan semangkok soto ayam dan duduk membaca koran menunggu macet yg belum juga terurai, maklum nasib karyawan yang pulang kerja selalu terjebak macet. Saya suka sekali makan soto apalagi di musim hujan begini hehehe...," ujarnya.
"Seorang ibu setengah tua dengan 2 anaknya yang masih Balita dengan penampilan sederhana tiba-tiba masuk ke kedai," tulisnya yang kemudian menyertakan percakapan mereka.
"Pak, berapa harga semangkok soto ?," tanya si ibu tersebut.
"10.000, Bu," jawab penjual soto sambil tersenyum.
"Kedua anak saya sungguh ingin makan soto, tapi uang saya hanya ada 7000 rupiah, maaf pak apa bisa dibuat 2 porsi walau hanya kuah dan sedikit sohun, gak jadi masalah," tanya si ibu sedikit ragu-ragu.
"Oh, mari bu silakan duduk," kata bapak penjual soto.
"Lalu nggak sampai 5 menit, tiga mangkok soto berukuran besar sudah dihidangkan di depan," lanjutnya lagi meneruskan ceritanya.
Ia kemudian melanjutkan percakapan penjual soto dan pembelinya tersebut.
"Tapi uang saya hanya 7000... Pak ?," Tanya ibu sekali lagi dengan sedikit ragu,..sang ibu masih punya harga diri untuk tidak meminta penuh.
"Oh..nggak apa apa bu, ibu bertiga makan saja dan simpan uang ibu," Ibu itu tersenyum dan kemudian membungkukkan tubuhnya.
"Andy tersenyum kagum, melihat kebaikan penjual soto.. dia pun kembali meneruskan makannya...sekitar 15 menit, si ibu dan kedua anaknya pun beranjak pergi sambil mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada si bapak penjual soto," kata dia.
"Kemudian seorang pemuda sepertinya keturunan Tionghoa yang dari tadi duduk cuek dipojokan yg sambil main smartphonenya tiba-tiba membayar kepada si penjual soto dengan uang Rp 100.000 dan kemudian pergi begitu saja," ujarnya lagi.
"Mas, ini kembaliannya," ujar si penjual soto.
"Saya makan 1 mangkok dan 1 bungkus kerupuk sama teh manis ya, nah sisanya untuk bayar soto si ibu dan 2 anaknya tadi ya bang", kata pemuda itu sambil menghidupkan sepeda motor maticnya dan kemudian beranjak pergi sambil menerobos hujan,"
Andy pun merasa terpesona dengan pemandangannya yang dilihat saat itu. "Saya benar-benar terpesona, dengan kebaikan-kebaikan yang dihadirkan Tuhan di depan mata saya...
Si ibu miskin yang jujur serta tidak meminta-minta, si bapak penjual soto yang baik hati serta pemuda yang pemurah.
"Jika saja setiap orang tidak melulu menggunakan Hukum Dunia, Untung dan Rugi. Tentu pintu-pintu kesempatan, keberkahan akan banyak dibuka oleh Tuhan YME,"
"Jika saja setiap orang lebih dahulu memberi bukan meminta, dunia akan punya banyak warna yang indah,"
"Jika saja setiap orang lebih dahulu memberi bukan meminta, dunia akan punya banyak warna yang indah,"
COMMENTS