Obyek Wisata Terkenal di Kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh merupakan Ibukota dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dikota ini banyak sekal...
Obyek Wisata Terkenal di Kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh merupakan Ibukota dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dikota ini banyak sekali terdapat tempat-tempat bersejarah yang patut untuk dikunjungi. Sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat segala kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Kota Banda Aceh merupakan kota Islam yang paling tua di Asia Tenggara dimana Kota Banda Aceh merupakan ibukota dari Kesultanan Aceh.
Pantai Cermin Ulee Lhee
Kawasan Ulee Lhee merupakan salah satu obyek wisata yang ada di Kota Banda Aceh, salah satunya adalah Pantai Cermin. Disini pengunjung bisa memancing ataupun sekedar menikmati pemandangan sunset sore hari. Pelabuhan kapal juga berada di kawasan ini. Selain itu tersedia juga transport perahu motor (boat) yang menuju kawasan wisata di Pulo Aceh (Kabupaten Aceh Besar). Lokasi wisata di Kampung Ulee Lheue, Kec.Meuraxa. Kota Banda Aceh.
Masjid Raya Baiturrahman
Masjid ini berada di pusat ibukota Banda Aceh, Jln.Masjid Raya Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Dibangun pada abad ke-13, struktur aslinya terbakar beberapa kali selama awal Perang Aceh termasuk penyerangan Belanda di Kutaraja (Banda Aceh) pada tahun 1873. Masjid ini dibangun kembali pada 1875 dengan banyak renovasi dan pengembangan termasuk satu yang dibangun oleh Pemerintah Militer Belanda pada 1883 dengan arsitektur luar biasa dengan karakter masa kini, seperti 5 kubah, 2 menara, dinding putih dengan dekorasi pilar-pilar yang indah.
Taman Kota Krueng Aceh
Keberadaan Krueng Aceh yang membelah kota Banda Aceh ini dimanfaatkan Pemerintah Kota Banda Aceh dengan dibuatnya Taman Kota Krueng Aceh yang asri dan nyaman. Dengan Konsep Water Front City nantinya taman ini akan dilengkapi dengan sarana penunjang wisata seperti perahu dan alat memancing. Lokasi taman ini di Jl.Hamzah Bendahara, Simpang Surabaya. Kota Banda Aceh
Gunongan / Taman Putroe Phang
Taman ini berada Jl Teuku Umar, Kota Banda Aceh. Taman Putroe Phang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda (1608-1636) atau disebut juga Gunongan. Sultan Iskandar Muda Membangun Taman Putroe Phang untuk Permaisurinya, Putri Pahang. Menurut sejarah, Putri Pahang selalu merasa rindu akan kampung halamannya, Pahang, Malaysia. Sultan yang mengetahui kerinduan permaisurinya kemudian membangun taman sari ini, berbentuk menyerupai bukit-bukit yang terdapat di Pahang. Aslinya Putri Pahang atau dalam bahasa Aceh Putroe Phang bernama Putri Kamaliah. Namun rakyat Aceh memanggilnya dengan sebutan Putroe Phang.
Pintu Khop
Pintu Khop berada di sekitar Jln.Sultan Alaidin Mahmudsyah, Kota Banda Aceh. Dibangun Pada masa Pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Pinto Khop merupakan pintu penghubung antara Istana dan Taman Putroe Phang. Pinto Khop ini merupakan pintu gerbang berbentuk kubah. Pintu Khop ini merupakan tempat beristirahat Putri Phang, setelah lelah berenang, letaknya tidak jauh dari Gunongan, disanalah dayang-dayang membasuh rambut sang permaisuri. Disana juga terdapat kolam untuk sang permaisuri mandi bunga. Ditempat itu pula oleh Sultan dibangun sebuah perpustakaan dan menjadi tempat sang permaisuri serta Sultan menghabiskan waktu sambil membaca buku selepas berenang, keramas dan mandi bunga.
Makam Syiah Kuala
Sekarang letaknya sekitar 50 meter dari pinggir laut, sebelum Tsunami jaraknya sekitar 100 Meter. Lokasi tempat ini tidak jauh dari muara Sungai Aceh (Kreung Aceh). Jarak dari pusat kota sekitar 3 km. Karena letaknya tidak jauh dari muara sungai yang dalam bahasa Aceh disebut Kuala, maka nama makam tersebut disebut Syiah Kuala. Tengku Syiah Kuala yang bernama " Abdul Rauf bin Ali Al-Jawi As-Singkili" merupakan salah seorang ulama besar yang sangat terkenal dan telah menulis banyak buku tentang agama Islam. Beliau juga diangkat menjadi Kadhi Malikul Adil pada masa pemerintahan Ratu Safiatuddin pada abad ke-17 Masehi.
Makam Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda merupakan tokoh penting dalam sejarah Aceh. Aceh pernah mengalami masa kejayaan, kala Sultan memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1607-1636 ia mampu menempatkan kerajaan Islam Aceh di peringkat kelima di antara kerajaan terbesar Islam di dunia pada awal abad ke-17 Masehi. Saat itu Banda Aceh yang merupakan pusat Kerajaan Aceh, menjadi kawasan bandar perniagaan yang ramai karena berhubungan dagang dengan dunia internasional, terutama kawasan Nusantara di mana Selat Malaka merupakan jalur lalu lintas pelayaran kapal-kapal niaga asing untuk mengangkut hasil bumi Asia ke Eropa. Lokasi makam ini bisa kita jumpai di Jln. Sultan Alaidin Mahmud Syah (Japakeh), Kompleks Baperis Museum Aceh, disamping Pendopo Gubernur NAD. Pendopo digunakan sebagai tempat tinggal Gubernur Belanda. Kini bangunan tersebut menjadi tempat kediaman resmi Gubernur NAD. Lokasi ini berada dipusat Kota Banda Aceh, dan mudah untuk dijangkau baik kendaraan pribadi ataupun transportasi umum seperti becak motor
Monumen Pesawat RI Pertama
Lokasi ini hanya sekitar 1 KM dari pusat kota Banda Aceh. Pada gambar-gambar ini kelihatan di kejauhan puncak menara Mesjid Raya Baiturrahman. Untuk mencapai lokasi ini banyak kendaraan umum melintasi daerah tersebut. Pada masa awal Kemerdekaan RI tahun 1948, keuangan Negara teramat parahnya, sehingga tidak mampu untuk membeli pesawat untuk keperluan perjalanan, khususnya keperluan perjalanan politik pemimpin negara. Untuk keperluan itu, Presiden pertama Indonesia Soekarno, menganggap Aceh adalah satu-satunya daerah modal di Indonesia di mana dapat diminta bantuan. Pada saat itu Presiden Soekarno sendiri memohon pada rakyat Aceh untuk dapat membantu menyumbangkan apa saja agar dapat membeli sebuah pesawat.
COMMENTS